Kisah Neisya Shabina, Anak Tukang Bangunan yang Khatam Hafal Alquran 30 Juz Dalam 7 Bulan

Di usianya yang masih 15 tahun, Neisya Shabina berhasil mengkhatam hafalan 30 juz Alquran.

Neisya hanya butuh waktu tujuh bulan untuk mengkhatam 30 juz hafalan Alqurannya di Dayah Insan Qurani (IQ), Aceh Besar.

Sadar berasal bukan dari latar belakang keluarga yang mampu, Neisya bersungguh-sungguh selama mendiami dayah Insan Quarni.

Remaja kelahiran 11 juni 2004 ini merupakan anak dari Bahrum dan Fitriani, asal Desa Gunung Lagan, Rimo, Aceh Singkil

Ayahnya, sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan, ibunya berprofesi sebagai penjual kue.

Meski ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan, namun kondisi ini tidak menjadi penghalang bagi Neisya untuk mewujudkan keinginan luhurnya untuk menjadi penghafal Alquran.

Ia membayar dengan manis kerja keras orang tuanya yang berusaha memasukkan dirinya dalam program Kelas Tahfiz Khusus di Dayah Insan Qur’ani.

Tepatnya dalam waktu 7 bulan 5 hari, Neisya menyelesaikan khatam hafalan Alquran. Waktu menjadi salah satu yang tercepat di dayah yang fokus dalam hafalan Alquran tersebut.

Ia mulai menghafal Alquran sejak 30 Juli 2019 lalu, dan berhasil mengkhatam hafalannya tepat pada Kamis 5 Maret 2020.

Walaopun kesehariannya dekat dengan Alquran, di pendidikan formal, Neisya juga bercita-cita menjadi dokter.

“Selesai sekolah, Neisya Ingin jadi dokter yang hafalan Alqurannya lancar 30 Juz,” katanya.

Neisya tidak sanggup menahan tangis usai mengkhatamkan hafalannya. Cita-cita yang sangat ia idam-idamkan akhirnya tercapai.

Menurutnya, prestasi ini juga tidak terlepas dari dukungan dan keinginan orang tua yang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang hafizah.

“Neisya ingin sekali membanggakan ayah dan mama. Neisya ingin membuat mereka tersenyum di dunia dan akhirat dengan memberikan mahkota surga untuk mereka berdua. Naysa ingin bisa masuk surga bersama-sama dengan orang tua,” ucap Neisya dengan suara terisak-isak.

Neisya memiliki trik jitu menghafal Alquran. Ia mengaku membaca berulang-ulang lembaran Alquran hingga melekat dalam ingatannya.

Remaja asal Rimo, Aceh Singkil ini mengatakan, ia juga memiliki waktu husus untuk menghafal Alquran.

Biasanya usai shalat subuh ia menyetor hafalannya kepada ustazah. Kemudian, ia melanjutkan hafalan saat waktu dhuha hingga menjelang siang hari.

Di saat teman-temannya menghabiskan waktu untuk istirahat siang hari usai Zuhur, ia malah memanfaatkannya untuk membuka lembaran Alquran. Aktivitas ini biasa ia lakukan hingga menjelang waktu ashar.

Usai Ashar hingga menjelang Maghrib, Neisya melakukan murajaah hafalannya. Aktivitas yang sama kembali ia lakukan ba’da Maghrib dan Isya, ini dilakukan agar hafalannya lancar.

Selain itu, cerita Neisya, selama menghafal Alquran, ia juga tidak pernah meninggalkan tahajud

Ia berpesan, agar semua para penghafal Alquran untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan jangan pernah mengecewakan orang tua.

Mahmudiah, guru pembimbing Neisya dalam program kelas tahfiz khusus ini mengatakan, Neisya adalah sosok yang baik dan selalu patuh terhadap gurunya.

“Ucapan Neisya saat selesai menyetor hafalan adalah meminta maaf kepada gurunya dan mengucapkan terimakasih atas bimbingan selama ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ustad Raihan, mewakili Pengurus Dayah Insan Qurani menyampaikan apresiasi terhadap Neisya atas prestasi yang diraihnya di usia yang masih sangat muda.

“Semoga engkau selalu istiqamah dengan Alquran dan menjadikan Alquran sebagai pelita dalam hidupmu. Insya Allah engkau akan menjadi penolong kedua orang tuamu di hadapan mahkamah Allah SWT.

Terima kasih untuk ustaz dan ustazah atas bimbingannya kepada anak kita semoga setiap usaha ustaz dan ustazah akan bernilai pahala di sisi Allah,” katanya